Jumat, 03 September 2010

Aktivis NO FREE SEX..

Hidup dijaman yang katanya globalisasi ini memaksa free seks menjadi bahan gunjingan yang dihalalkan. Diwajibkan kalo perlu. Sesuatu yang harus kita (baca: Generasi Gaul but Syar’i) jadi’in bekal untuk membentengi diri dan saudara kita dari serbuan pengaruh musuh-musuh Islam dengan segala virus-virusnya. Melemahkan sendi-sendi agama. Merontokkan pemahaman keindahan Islam. Ya nggak Sob?

Kita semua juga tahu, biang keladi dari virus diatas mayoritas bersumber dari berbagai media informasi. Melalui jalan masuk kecanggihan tekhnologi internet, mulai dilegalisirnya biro-biro majalah pengumbar syahwat, belum lagi makin maraknya acara-acara malam TV kabel. Menjadikan setiap orang dengan mudah mengakses segala info tentang seks. Nggak cuma teori, tapi merambah sampe tontonan yang dijadikan tuntunan. Hadeeuuh!

Bahkan di Amerika sono sendiri pernah dibikin kelabakan dengan virus merah muda berujung azab dunia akherat ini. Dikutip dari tulisan George Balusyi dalam bukunya, “Ledakan Seksual” yaitu: “pada tahun 1962, Kennedy menjelaskan, masa depan Amerika diancam bahaya, sebab para pemudanya cenderung dan tenggelam di dalam syahwat sehingga tidak mampu memikul tanggung jawab yang harus dipikul di atas pundaknya. Setiap tujuh pemuda yang maju untuk jadi tentara, terdapat enam pemuda yang tidak pantas dijadikan tentara. Sebab syahwat yang telah mereka lampiaskan itu, telah merusak keseimbangan hygienis dan psikis mereka”.

Tanpa kita sadari, banyak dari sohib kita, malah kita sendiri kali, ikut-ikutan menganut faham perilaku seks bebas yang lahir dari budaya permisif atawa “silahkan-silahkan aje” ini. Mereka memberi andil yang cukup besar akan kehancuran akidah dengan menjadi volunteer alias sukarelawan yang mendukung masuknya budaya sekuler dan menjamur ke dalam negeri-negeri Muslim. Ya kaya’ Indonesia kita ini. Sebut saja Pacaran. Yups, satu konsep yang sama dengan pergaulan bebas. Pergaulan yang sama sekali nggak sesuai syariat karena nggak mengenal batas-batas pergaulan. Kebebasan saling bercengkrama dan bercampur baur (ikhtilat) antara lawan jenis.

Menurut hasil korespondensi team MGTS (ngerasa udah gede aja nih group.. ^_^), para residivis seks bebas yang masih banyak bebas berlenggang ini berargumen bahwa seks sebelum nikah (sex before marriage) adalah salah satu bentuk pembuktian cinta sejati. Karena dalam logika mereka yang udah biasa berkecimpung dengan nafsu, cinta itu butuh pengorbanan. Nah, kalau wanita yang diajak pacaran, maka ia harus mau berkorban. Apa bentuk pengorbanannya? Nggak lain dan no bukan adalah pengorbanan atas kesucian mereka. Astaghfirullaa hal'adzim.. Ngenes nggak tuh. Tentu saja itu cuman alibi buat memperturutkan hawa nafsu rendahannya aja.

Jika saja kita sadar ya Sob, apabila seseorang saling mencintai (nggak usah karena ALLAH dulu deh, masih juaauuuuuh itu ilmunya), pasti ia akan berusaha memberikan kebaikan kepada orang yang dicintainya dan tak rela bila kekasihnya terjerumus dalam kesengsaraan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jauhilah olehmu perbuatan-perbuatan nista yang telah ALLAH Azza wa Jalla larang, dan barang siapa yang melakukannya, maka hendaknya ia menutupi dirinya dengan tabir ALLAH Azza wa Jalla , karena barang siapa yang menampakkan kepada kami jati dirinya, maka kami pun akan menegakkan hukum ALLAH”
[Riwayat al-Baihaqi dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani]

Nggak berhenti sampe disitu.
Inget Sob, ulah para thogut beserta kroni-kroninyanya menebar pemahaman yang udah di plokoto, nggak akan berhenti sampai disini. Mereka bakalan terus-terusan ngerongrong habis prinsip-prinsip yang udah agama ALLAH semaikan.

Kita ambil contoh. Pernah nggak mendapat pembagian kondom gratis? (Pengalaman hidup waktu mempunyai teman bertempat tinggal di daerah Dollywood..) Syukurlah kalo belum. Kalo pun di antara Sobat sudah ada yang pernah didatangi aktivis LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) tertentu dan mereka membagikan kondom gratis, WASPADALAH..!! WASPADALAH…!!! Karena bisa jadi itu adalah kampanye untuk menjadi penganut paham free sex, meski terselubung.

Sob, jangan beranggapan kalo kampanye “safe sex with condom” bakalan bisa nahan laju penyebaran HIV, Sob. Malah yang ada makin menambah lajunya. Karena bagi para pelaku free sexism (Ngawur.com nih.. Nggak sesuai EYD’nya orang sono. Jangan di protes ya..), mereka bakalan merasa aman begonta-ganti pasangan. Yang cowok jadi merasa tenang dan damai melakukan seks bebas karena selain slogan save sex tadi, mereka juga tidak takut pacarnya akan hamil di luar nikah. Sedangkan bagi yang cewek juga sama saja. Kondom menjadi alat pembenar untuk melakukan seks dengan pacar karena risiko hamil jadi kecil. Yang terjadi adalah rusaknya generasi baik-baik menjadi sekumpulan generasi hobi berzina di masyarakat yang memang sudah sekarat ini. Naudzubillah....

Fakta berkata lain..
Dalam konferensi AIDS Asia Pacific di Chiang Mai, Thailand, dilaporkan bahwa penggunaan kondom aman tidaklah benar. Disebutkan bahwa pada kondom (yang terbuat dari bahan latex) terdapat pori-pori dengan diameter 1/60 mikron dalam keadaan tidak meregang, sedangkan bila dalam keadaan meregang lebarnya pori-pori tersebut mencapai 10 kali. Sementara kecilnya virus HIV berdiameter 1/250 mikron. Dengan demikian jelas bahwa virus HIV dapat dengan leluasa menembus pori-pori kondom. Masa’ saringan pasir di pake buat nyaring beras? Ape’ dweh…

Sekilas info aja nih. Ngingetin apa sih itu HIV AIDS.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu virus yang menyerang sel darah putih manusia dan menyebabkan menurunnya kekebalan atau daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang infeksi atau penyakit. Kalo udah parah, tubuh penderita bakal menjadi sarang berbagai penyakit yang tak kunjung sembuh. Kondisi inilah yang disebut AIDS alias Acquired Immunodeficiency Syndrome.

Jadi buat kita atau temen-temen kita, tolong titip reminder deh, Jangan maen api, Bro..!! Boro-boro aman, Dah kena azab dunia, azab neraka pun menanti. Double tuh poin’nya.. Astaghfirullah..

“ Siapa saja yang mengikut petunjukKu, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Siapa saja yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.”
[QS Thaahaa : 123-124]

Islam nggak secupet pemikiran para penganut faith freedom yang emang cuma berfikir dari otak-otak licik mereka kok, Sob. Islam nggak pernah berusaha menghapus naluri seks (bahasa gaulnya sih gharizah an-nau’) dari dalam diri manusia. Yang ada juga, Islam tuh mengatur naluri seks kita ke jalan yang baik dan benar. Menyelamatkannya dari penyakit-penyakit yang timbul karena nafsu yang nggak terarah. Dan kepastian ancaman azab dari ALLAH. Yaitu dengan menikah. Dan jika kamu masih termasuk dari golongan pelajar, yakin aja jodohmu nggak akan bakalan lari kemana. Apalagi sampe obral seks.

Perbaiki kualitas diri, baik akhlak, iman dan ilmu. Jauhi segala hal yang berbau viktor a.k.a vikiran kotor. Jauhi gambar-gambar atau tontonan porno bin jorok. Batasi pergaulan dengan teman-teman yang memberi pengaruh jelek pada dirimu. Dekati teman-teman yang shalih bagi cowok, dan yang shalihah bagi cewek, agar ada yang selalu mengingatkan ketika kita lalai. Karena sebagai generasi gaul muslim, kita dituntut kudu cerdas dan beriman. Belajar aja yang rajin dan ngkaji Islam dengan benar supaya kita tahu bahayanya melakukan free sex. Jangan pernah tergiur nikmat sesaat tapi terlaknat sepanjang hayat. Kalo semua ini sudah oke, dijamin deh, Insyaallah bila saatnya tiba, kita bisa menikmati save sex yang barokah dan berpahala. Aamin.. (lhoo..!! Iya toh.. ^__^)

Sob, jadi’in dirimu aktivis NO FREE SEX. Buat temen-temenmu nyadar kalo the safest sex is No Free Sex. Camkan dulu pemahamannya dalam diri kita. Jika kita pernah atau tahu ada temen yang pernah melakukan hal itu ingat, ALLAH Maha penerima Taubat.
Buat musuh-musuh Islam gigit jari, jambak rambut, mencak-mencak, sobek-sobek bajunya sendiri kalo perlu, ngelihat segala upayanya meruntuhkan kokohnya pondasi Islam gagal total. Buktiin kalo kita mampu menjadi panji-panji ALLAH yang (masih) kokoh. Good luck deh.. You’re Not Alone kok. Khan ada ALLAH.. ^__^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar