Sudah beberapa hari puasa di bulan suci Ramadhan, seorang suami hendak berangkat ke kantor, istrinya berpesan.
'Pak, beras sudah habis.'
'Iya Bu.'
'Aku butuh duit buat belanja Pak.'
'Iya Bu.'
'Jangan cuman iya Pak, anak-anak butuh baju baru, juga buat pulang kampung, tiga bulan kita belum ngasih uang buat orang tua, beli oleh-oleh, nanti sore aku mau masak opor ayam.'
'Iya Bu.'
'Pokoknya hari ini uangnya sudah harus ada Pak.'
'Iya Bu.'
'Juga pesan sekarang carter mobil untuk pulang kampung lebaran Pak..'
'Iya Bu.'
Sesampai di kantor Sang Bapak kedatangan tamu.
'Apa kabar Pak?'
'Alhamdulillah, baik..'
'Puasa hari ini Pak?'
'Alhamdulillah, puasa.'
Sebuah amplop coklat tebal tergeletak di mejanya, Tamu itu menyodorkan sambil berkata, 'Maaf Pak, ini ada sedikit rejeki buat lebaran..' Sang Bapak, matanya terpaku. Tangannya gemetar dan bertanya, 'Maaf apa ya..?'
'Mohon diterima Pak, sekalian ucapan terima kasih.' Mendengar ucapan tamu itu, air mata Sang Bapak meleleh karena pesan istri dan amplop coklat telah menyiksa hidupnya.
Sore hari Sang Bapak bergegas pulang, beliau sudah bersiap-siap berbuka puasa dengan nasi dan rendang semalam plus tangisan istrinya. Masih terbayang-bayang dipelupuk matanya amplop coklat tebal berisi uang yang telah ditolaknya. Itulah kemenangan.
--
Dan sungguh akan Kami berikan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan 'Kami milik Allah dan kepadaNya juga kami kembali' Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk. (QS. al-Baqarah : 155-157).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar