Selasa, 13 Juli 2010

hati yang tersiksa

Malam itu di Rumah Amalia kedatangan seorang pemuda. Sekilas wajahnya terlihat tampan dan mudah bergaul. Ditengah anak-anak Amalia melantunkan ayat suci al-Quran dia menuturkan perjalanan hidupnya yang penuh liku. Dibalik anugerah kecerdasan dan pandai bergaul membuat hidupnya begitu mudah meraih impiannya. Begitu lulus kuliah bisa langsung bekerja.

Entah bagaimana dari kecil orang tuamya mendidik dan hidup dilingkungan orang-orang yang taat beragama, tiba-tiba dirinya terjerumus ke dalam lembah hina. Barangkali godaan hawa nafsu tak mampu dikendalikannya. Imannya benar-benar diuji. Kian hari kian asyik dalam kenikmatan dunia yang semu. Terperosok ke dalam lumpur dosa. Berzina dan Minuman keras sudah menjadi teman karibnya. Bahkan sholat lima waktu sudah lama tidak pernah lagi dikerjakan. Badannya kurus, wajahnya pucat, tak bergairah dalam menjalankan aktifitas, hidupnya terasa hancur.

Sampai suatu ketika mendengarkan suara adzan Isyak, membuat hatinya tersiksa. Merinding bulu romanya. Hatinya terasa hancur bagai tertimpa beban yang berton-ton yang membuat remuk seluruh tulangnya. Tanpa terasa terucap lirih, 'Astaghfirullah al adzim, apakah Allah mengampuni dosa-dosa yang pernah saya lakukan Mas Agus Syafii? Dari kecil orang tua saya selalu mengajarkan agar menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala namun disaat saya dewasa bergelimang minuman keras dan berzina? Ya Allah ampunilah dosa-dosa hambaMu ini.' Ucapnya. Air matanya mengalir dengan derasnya.

Ditengah kondisi tubuhnya yang melemah, di dalam tubuhnya terdapat benjolan ditubuhnya. Benjolan kecil awalnya cuman dua kemudian menjadi empat dan berikutnya delapan. Benjolan itu dibawanya berobat di rumah sakit. Dokter menggelengkan kepala, dipikirnya sejenis 'kutil' namun jenis seperti ini tidak dikenalnya. Itulah sebabnya hatinya yang gelisah ditengah penyesalan. Air matanya diusapnya berkali-kali. Saya kemudian menyarankan padanya agar menjalankan ibadah sholat dan memperbanyak istighfar memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala serta yang paling penting meninggalkan dunia kelamnya.

Sejak pertemuan di Rumah Amalia, pelan-pelan kembali menjalankan ibadah sholat sekalipun senantiasa harus berperang melawan kemalasannya, karena kesungguhan dalam menjalankan ibadah sholat, benjolan-benjolan itu mengecil dan menghilang sekalipun masih terlihat bekasnya. Itulah peringatan bagi kita agar kita tidak meninggalkan sholat lima waktu, 'Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu mengingatkan kita, Celakalah orang yang meninggalkan sholatnya?'

Tubuhnya sudah terlihat bugar dan sehat, penuh semangat dalam menjalan aktifitasnya. Dan berkah wudhu dan sholat yang menghilangkan noda dan dosa yang melekat dalam tubuhnya. Subhanallah. Maha Suci Allah.

---
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS. Al-Baqarah: 45).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar